Sinopsis Film Tanah Surga...Katanya | Download Film Tanah
Surga...Katanya ---Tanah Surga... Katanya adalah film drama Indonesia
yang akan dirilis pada 15 Agustus 2012. Film ini disutradarai oleh
Herwin Novianto. Film ini dibintangi oleh Osa Aji Santoso dan Fuad
Idris.
Film 'Tanah Surga...Katanya' terpilih sebagai film terbaik dalam ajang
Festival Film Indonesia 2012. Dengan demikian, film tersebut berhasil
membawa pulang enam Piala Citra.
'Tanah Surga...Katanya' mengalahkan film 'Demi Ucok', 'Soegija', 'Lovely
Man' dan 'Rumah di Seribu Ombak'. Film yang diproduseri Deddy Mizwar
itu berkisah tentang nasionalisme orang-orang yang tinggal di perbatasan
antara Indonesia-Malaysia. Sebelumnya, film itu juga menang di kategori
Pemeran Pembantu Pria Terbaik (Fuad Idris), Pengarah Artistik Terbaik
(Eza Tampubolon), Penata Musik Terbaik (Thoersi Ageswara), Penulis
Cerita Asli Terbaik (Daniel Rifki) dan Sutradara Terbaik (Herwin
Novianto).
Untuk kategori Sutradara Terbaik, Herwin mengalahkan Sammaria
Simanjuntak (Demi Ucok), Erwin Arnada (Rumah di Seribu Ombak), Hanung
Pramantyo (Perahu Kertas) dan Teddy Soeriaatmadja (Lovely Man). 'Tanah
Surga...Katanya' dibintangi oleh Osa Aji Santoso, Fuad Idris, Astri
Nurdin dan Ringgo Agus Rahman. Film tersebut telah dirilis di bioskop
pada Agustus lalu.
Bukan Lautan Hanya Kolam Susu, katanya... tapi kata kakekku hanya orang-orang kaya yang bisa minum susu
Kayu dan Jala cukup untuk menghidupimu, katanya... tapi kata kakekku ikan-ikan kita dicuri oleh banyak negara
Tiada badai tiada topan kau temui, katanya ... tapi kenapa ayah kau tertiup angin ke Malaysia
Ikan dan udang menghampiri dirimu, katanya... tapi kata kakek awas ada udang dibalik batu
Orang bilang tanah kita tanah surga tongkat dan batu jadi tanaman,
katanya... tapi kata dokter intel belum semua rakyatnya sejahtera,
banyak pejabat yang menjual kayu dan batu untuk membangun surganya
sendiri
Sinopsis Film Tanah Surga...Katanya
Hasyim, mantan sukarelawan Konfrontasi Indonesia Malaysia tahun 1965
hidup dengan kesendiriannya. Setelah istri tercintanya meninggal, ia
memutuskan untuk tidak menikah dan tinggal bersama anak laki-laki
satu-satunya yang juga menduda Haris dan dua orang anak Haris bernama
Salman dan Salina. Hidup di perbatasan Indonesia Malaysia membuat
persoalan tersendiri, karena masih didominasi oleh keterbelakangan dalam
pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Masyarakat perbatasan harus
berjuang setengah mati untuk mempertahankan hidup mereka, termasuk
keluarga Hasyim, namun kesetiaan dan loyalitasnya pada bangsa dan Negara
membuat Hasyim bertahan tinggal.
Haris anak Hasyim, memilih hidup di Malaysia karena menurutnya Malaysia
jauh lebih memberi harapan bagi masa depannya. Dia juga bermaksud
mengajak seluruh keluarga pindah ke Malaysia termasuk bapaknya. Astuti,
seorang guru sekolah dasar di kota datang tanpa direncanakannya. Ia
mengajar di sekolah yang hampir rubuh karena setahun tidak berfungsi.
Tak lama berselang dr. Anwar, seorang dokter muda datang ke daerah itu,
karena tidak mampu bersaing sebagai dokter professional di kota. Salman
dan Salina gembira hatinya karna kedatangan guru Astuti dan dr. Anwar,
yang oleh penduduk dikenal dengan sebutan dokter intel.