MAKALAH STUDI KEISLAMAN I
TENTANG
SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM
PADA MASA KHULAFA'UR RASYIDIN
BAB I
A.PENDAHULUAN
Keberhasilan muhammad dalam membangun peradaban dunia dan kemudian ditambah lagi dengan kegemilangan generasi para sahabat yang mewariskan sistem dan nilai luhur saat tampil memegang tongkat kepemimpinan setelahnya merupakan torehan sejarah yang layak dicatat dengantintaemas.
Khulafaur Rasyidin adalah bukti dari suksesnya pewarisan sistem dan nilai tersebut, wafatnya nabi tidak serta-merta menjadikan islam kehilangan mercusuar peradabannya karena memang risalahilahiyah ini tidak pernah bergantung pada satu namapun.Ditangan empat khalifah yang pertama inilah islam telah mencapai puncak kejayaannya. Sebuah prestasi yang belum berulang dua kali sampai hari ini. hingga suatu hari datang dan merebaknya fitnah yang disulut oleh kedengkian musuh-musuh islam.
Berikut ini adalah beberapa tema sederhana yang berkaitan langsung dengan sejarah kepemimpinan dua khalifah terakhir yakni Utsman bin ‘Affan dan ‘Ali bin Abi Thalib.
Kami ketengahkan ini agar menjadi daya rangsang guna menggali dan mengkaji makna kebijakan dari pejalanan kepemimpinan beliau berdua. Sehingga, siapapun akan bisa mereguknya untuk kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi sejarah yang kita selami ini adalah tapak perjalanan dua pribadi agung yang langsung berinteraksi dengan Rasul.
B.PERMASALAHAN :
1.
Bagaimana perkembangan Islam pada masa Abu Bakar ?
2.
Bagai mana perkembangan Islam pada masa Umar bin Khatab ?
3.
Bagaimana perkembangan Islam pada masa Utsman bin Affan ?
4.
Bagaimana perkembangan Islam pada masa Ali bin Abi Thalib ?
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA ABU BAKAR
Setelah Abu Bakar diangkat menjadi
khalifah, beliau berpidato. Dalam pidatonya itu dijelaskan siasat pemerintahan
yang akan beliau jalankan.Di bawah ini kita kutip beberapa prinsip-prinsip yang
diucapkan dalam pidatonya itu, antara lain beliau berkata:
Tugas pertama yang dilaksanakan
sebagai Khalifah, yaitu memerangi orang-orang murtad. Sepeninggal Rasulullah
memang banyak kaum muslimin yang kembali ke agamanya semula. Karena Nabi
Muhammad, pimpinan mereka, sudah wafat, mereka merasa berhak berbuat sekehendak
hati. Bahkan muncul orang-orang yang mengaku Nabi, antara lain Musailamah
Al-Kadzab, Thulaiha Al-Asadi, dan Al-Aswad Al-Ansi
permasalahan yang muncu pada masa
khalifah Abu Bakar, antara lain:
1. Gerakan Nabi Palsu
2. Gerakan Kaum Murtad
3. Gerakan Kaum Munafik
4. Munculnya Kaum yang enggan
membayar zakat
Jasa-jasa Abu Bakar Ash-Shidiq,
antara lain:
1) Memerangi Kemurtadan (Perang
Ridda)
Segera
setelah suksesi Abu Bakar, beberapa masalah yang mengancam persatuan dan
stabilitas komunitas dan negara Islam saat itu muncul. Beberapa suku Arab yang
berasal dari Hijaz dan Nejed membangkang kepada khalifah baru dan sistem yang
ada. Beberapa diantaranya menolak membayar zakat walaupun tidak menolak agama
Islam secara utuh. Beberapa yang lain kembali memeluk agama dan tradisi lamanya
yakni penyembahan berhala. Suku-suku tersebut mengklaim bahwa hanya memiliki
komitmen dengan Nabi Muhammad SAW dan dengan kematiannya komitmennya tidak
berlaku lagi. Berdasarkan hal ini Abu Bakar menyatakan perang terhadap mereka
yang dikenal dengan nama perang Ridda. Untuk itu Abu Bakar mengirim 11 pasukan
perang dengan 11 daerah tujuan. Antara lain, pasukan Khalid bin Walid
ditugaskan menundukkan Thulaiha Al-Asadi, pasukan 'Amer bin Ash ditugaskan di
Qudhla'ah. Suwaid bin Muqrim ditugaskan ke Yaman dan Khalid bin Said ditugaskan
ke Syam.
Dalam perang Ridda peperangan
terbesar adalah memerangi "Ibnu Habib al-Hanafi" yang lebih dikenal
dengan nama Musailamah Al-Kazab (Musailamah si pembohong), yang mengklaim
dirinya sebagai nabi baru menggantikan Nabi Muhammad SAW. Musailamah kemudian
dikalahkan pada pertempuran Akraba oleh Khalid bin Walid.
2) Ekspedisi ke utara
Setelah menstabilkan keadaan
internal dan secara penuh menguasai Arab, Abu Bakar kemudian mengarahkan
perhatiannya pada perluasan wilayah pemerintahan Islam. Pada tahun 633 M, Abu
Bakar memerintahkan Khalid ibn Walid mengadakan kegiatan ekspansi ke
wilayah-wilayah perbatasan Syria dan Persia. Khalid mengirimkan surat kepada
Hurmuz, komandan pasukan tempur Persia, dengan tiga alternatif :
1. ajaran memeluk agama islam
2. kewajiban membayar pajak
3. siap dalam peperangan
Hurmuz memutuskan pilihannya pada
alternatif yang ketiga, sehingga pecahlah peperangan antara pasukan muslim
dengan pasukan Persia. Pertama kali perang terjadi di Hafir, 50 mil sebelah
Utara Uballah, yang dikenal sebagai “perang rantai” karena pasukan Persia
membuat barisan pertahanan dengan rantai-rantai besar yang mengikat mereka satu
dengan lainnya. pasukan Persia menyerah sedang komandan mereka terbunuh dalam
peperangan. setelah peperangan ini, terjadi sejumlah peperangan kecil, pasukan
Persia pada akhirnya terdesak dan mereka terusir ke wilayah Mesopotamia.
pasukan muslim juga berhasil mengepung dan menguasai wilayah Hira. Penguasa
Kristen wilayah ini menyerahkan diri dan mengadakan perjanjian damai dengan
pemerintah Islam, dengan kesediaan mereka membayar sejumlah pajak, yang dikenal
sebagai jizyah. setelah berhasil dalam pengepungan kota Hira, Khalid beserta
pasukannyamelanjutkan ekspansi ke wilayah Utara sampai pada wilayah Ambar,
sebuah wilayah pesisir di tepi pantai Euphrat. Dari sini, pasukan Khalid
mengadakan penaklukan wilayah “ Ainut tamr”. Pada masa Nabi Muhammad,
Heraclius, penguasa imperium Romawi, menyambut delegasi yang dikirimkan oleh
Nabi dengan penuh penghormatan, namun tidak lama kemudian ia menjadi musuh
islam. Pada masa ini kaisar Romawi menggalang persekutuan dengan suku-suku
badui, di sekitar wilayah perbatasan Syria, untuk melancarkan serangan terhadap
islam. Abu Bakar menempuh upaya pengamanan wilayah tersebut dari rongrongan
penguasa Romawi. selain itu salah seorang komandan Romawi telah membunuh utusan
Nabi di Muth’ah. Untuk memberikan balasan kecurangan mereka tersebut, Abu Bakar
melancarkan ekspedisi militer ke Syria. terlepas dari faktor dan latar belakang
tersebut, kondisi obyektif wilayah Syria adalah sangat maju perekonomiannya
dibandingkan dengan negeri Arabia lainnya. sejak zaman dahulu, negeri Arabia
mayoritas bargantung pada Syria dengan menjalin hubungan perdagangan.
Atas dasar pertimbangan ini maka
upaya penaklukan Syria diharapkan akan sangat berarti bagi perkembangan islam
di masa-masa mendatang.
3) Penulisan Al-Qur'an
Abu Bakar juga berperan dalam
pelestarian teks-teks tertulis Al Qur'an. Dikatakan bahwa setelah kemenangan
yang sangat sulit saat melawan Musailamah dalam perang Ridda, banyak penghafal
Al Qur'an yang ikut tewas dalam pertempuran. Abu Bakar lantas meminta Umar bin
Khattab untuk mengumpulkan koleksi dari Al Qur'an. Abu Bakar memproyekkan
pengumpulan dan penulisan ayat Al-Qur'an dengan menunjuk Zaid bin Tsabit
sebagai pelaksananya. Hal ini dilakukan mengingat
a. Banyak sahabat yang hafal Al-Qur'an gugur dalam perang
penumpasan orang-orang murtad.
b. Ayat-ayat Al-Qur'an yang ditulis pada kulit-kulit kurma,
batu-batu, dan kayu sudah banyak yang rusak sehingga perlu penyelamatan.
c. Pembukuan Al-Qur'an ini mempunyai tujuan agar dapat
dijadikan pedoman bagi umat Islam sepanjang masa.
Setelah lengkap koleksi ini, yang
dikumpulkan dari para penghafal Al-Quran dan tulisan-tulisan yang terdapat pada
media tulis seperti tulang, kulit dan lain sebagainya, oleh sebuah tim yang
diketuai oleh shahabat Zaid bin Tsabit, kemudian disimpan oleh Hafsah, anak
dari Umar dan juga istri dari Nabi Muhammad SAW. Kemudian pada masa
pemerintahan Usman bin Affan koleksi ini menjadi dasar penulisan teks al Qur'an
hingga yang dikenal hingga saat ini.
Abu Bakar meninggal pada tanggal 23
Jumadil akhir tahun 13 H bertepatan dengan tanggal 23 Agustus 634 di Madinah
pada usia 63 tahun. Abu Bakar dimakamkan di rumah Aishah di dekat masjid
Nabawi, di samping makam Rasulullah SAW.
B. PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA UMAR BIN
KHATTAB
Umar bin Khattab memerintah atau
menjadi khalifah selama 10 tahun 6 bulan yaitu dari tahun 13 H-23 H (634 M-644
M). Beliau meninggal pada usia 63 tahun pada bulan Dzul Hijjah disebabkab
dibunuh oleh seorang berkebangsaan Persia yang bernama Abu Lu`lu yang menyimpan
dendam kepada Umar bin Khattab yang telah menaklukkan negrinya.
Jenazah Umar bun Khattab dikebumikan di
samping kuburan Abu Bakar r.a dan Rasulullah SAW.
Banyak kemajuan yang dialami oleh umat
Islam dan agama Islam pada masa khalifah Umar bin Khattab, diantara kemajuan
yang dialami pada masa Umar bin Khattab adalah sebagai berikut :
1.
Penyebaran (ekspansi) syari`at Islam ke luar Jazirah Arab
Khalifah Umar bin Khattab melanjutkan
misi penyebaran Islam ke luar jazirah Arab seperti yang telah dilakukan oleh
Khalifah sebelumnya yaitu Abu Bakar ash-Shiddiq. Pada akhir masa pemerintahan
Abu Bakar r.a beliau berhasil menyatukan kembali yang ada di jazirah Arab
setelah adanya gerakan pembangkangan. Sementara daerah di luar jazirah Arab
yang berhasil dikuasai adalah daerah Ubullah (terletak di pantai teluk Persia),
lembah mesopotomia, Hirat, Dumat al-Jandal yang berada di Suriah, sebagian
daerah perbatasan Palestina, Suriah dan sekitarnya.
Perluasan wilayah pada zaman Umar bin
Khattab berlangsung kurang lebih 10 tahun; dengan waktu yang relatif cukup
singkat daerah yang dikuasai oleh umat Islam bertambah secara spektakuler. Daerah yang berada di bawah kekuasaan
khalifah Umar bin Khattab terbentang dari Tripoli (Afrika Utara) di barat
sampai Persia di timur; dari Yaman di selatan sampai Armenia di utara.
Kegemilangan penaklukan daerah-daerah
pada masa pemerintahan Umar bin Khattab ditandai dengan penaklukan Suriah dan
Palestiana yang pada saat itu berada dalam kekuasaan Byzantium; sementara
Byzantium sendiri bisa dikuasai pada tahun 636 M juga Damaskus bisa dikuasai
pula pada tahun tersebut. Tahun 638 M daerah Darussalam juga bisa dikuasai.
Pada tahun 639 M dilakukan penyerangan ke daerah-daerah yang berada di negeri
Mesir, dan dalam kurun tiga tahun Mesir dapat dikuasai.
Tahun 641 M negara Palestina dan Suriah
dapat dikuasai secara penuh; dan tahun 642 M sebagian daerah Persia dan daerah
Palestina dapat dikuasai; serta ketika beliau wafat kedua negara tersebut dapat
dikuasai sepenuhnya. Penaklukan-penaklukan daerah strategis ini menaikkan citra
Islam di mata dunia.
2. Administrasi
Negara
Bertambah luasnya daerah di bawah
kekuasaan Islam membuat Umar berfikir bagaimana cara mengelola dan mengatur
roda pemerintahan yang berada di bawah kekuasaannya.
Maka selanjutnya Umar bin Khattab
membuat terobosan dengan melahirkan inovasi-inovasi dalam mengelola
pemerintahannya. Dalam berbagai riwayat, Umar ditampilkan sebagai sosok yang
mampu mengatasi persoalan-persoalan administrasi di wilayah yang baru. [7]
Diantara inovasi yang beliau lakukan adalah dalam hal pengadministrasian
negara; contoh inovasi-inovasi yang beliau lakukan adalah sebagai berikut :
a. Menyatukan dan
mengorganisir orang-orang Arab yang telah masuk Islam ke dalam sebuah wadah
persemakmuran agama-militer, di mana para anggotanya adalah kaum muslimin,
karena bagi mereka yang non muslim tidak bisa menjadi tentara perang.
b. Umar berasumsi
bahwa tidak ada agama lain di semenanjung Arab yang dilindungi selain Islam,
maka Umar mengusir orang-orang Yahudi Khaibar yang tinggal di Jericho dan
tempat-tempat lainnya; serta orang-orang Kristen Najran yang melarikan diri ke
Suriah dan Irak.
c. Orang Dzimmi,
penduduk wilayah taklukkan akan mendapat perlindungan dari penguasa muslim dan
tidak diwajibkan militer, karena Islam melarang orang non muslim menjadi
angkatan perang.
d. Berkaitan
dengan masalah perpajakan yang berada di daerah taklukkan wajib membayar pajak;
sementara mereka yang masuk Islam tidak dibebankan untuk membayar pajak tapi
diganti dengan kewajiban membayar zakat.
e. Ghanimah
menurut Umar adalah berupa harta bergerak dan tawanan perang; sementara tanah
dan mata uang dipandang sebagai fay dan menjadi hak komunitas Islam secara
keseluruhan.
f. Adanya sensus
penduduk yang merupakan sensus pertama yang terjadi dalam sejarah perjalanan
umat. Sensus ini dilakukan untuk membagikan pendapatan negara. Dalam hal
pembagian harta negara tersebut, Umar membaginya menjadi tga golongan, yaitu :
Ø Aisyah sebagai bagian dari ahlu al-bait
mendapat jatah pendapatan sebesar rata-rata 12.000 dirham/tahun.
Ø Kaum Muhajirin dan Anshar mendapat
rata-rata 4000-5000 dirham/tahun
Ø Tentara prajurit arab besaran pembagian
pembagian harta negara berdasar pada aktif dan sumbangsih orang tersebut
besaran tanggungannya berkisar antara 500-600 dirham/tahun
Ø Wanita, anak-anak bahkan klien, besaran
tanggungan adalah 200-600 dirham/tahun.
3.
Membentuk Angkatan Perang Islam
Pembentukan tentara perang pada masa
Umar bin Khattab lebih tertata rapih. Tentara perang adalah orang muslim dari
semua suku dan bangsa. Pasukan perang dipimpin oleh seorang komandan dan
panglima tertinggi (amǐr) adalah khalifah yang berada di Madinah yang
memberikan otoritas kepada para jendral.
Pada masa khalifah Umar ini,
strategi-strategi perang telah ditanamkan kepada kaum muslimin. Salah satunya
adalah dengan menempatkan pasukan utama yang diapit oleh dua pasukan sayap yang
terdiri dari pasukan panah dan tombak; begitu juga dengan menempatkan regu
cadangan pada tempat-tempat yang strategis.
Yang tidak kalah penting berkaitan
dengan masalah peperangan ini adalah dengan aturan baru tentang masalah harta
rampasan perang atau ghanimah. Kalau dulu ghanimah dibagikan secara merata
kepada seluruh pasukan perang, namun pada saat Umar harta rampasan yang boleh
dibagikan itu hanyalah berupa harta bergerak dan tahanan perang; sementara
harta rampasan perang berupa tanah dan mata uang menjadi hak seluruh komunitas
muslim. Juga adanya pengenalan istilah penggajian untuk para pasukan perang.
4.
Penanggalan Hijriyyah
Umar berijtihad bahwa untuk penanggalah
tahun hijriyyah harus dimulai disaat Rasulullah SAW dan para sahabat mengadakan
hijrah ke kota Madinah.
Baliau beralasan karena inilah titik awal
penyebaran syari`at Islam ke seluru negri. Maka terhitung sejak kepemimpinan
beliau yaitu tahun 16 H (637 M) mulai dipergunakan penanggalan hijriyyah.
5.
Pengumpulan tulisan-tulisan al-Qur`an
Khalifah Umar bin Khattab berfikir
bahwa konsekwensi dari adanya peperangan–peperangan yang terjadi adalah
gugurnya para sahabat dalam peperangan tersebut; tak terkecuali para sahabat
yang tergolong para huffadz atau para penghafal al-Qur`an.
Maka berdasarkan realita yang terjadi, maka
Umar memerintahkan untuk mengumpulkan tulisan-tulisan al-Qur`an yang tersebar
di antara para sahabat. Hal ini dilakukan oleh Umar bin Khattab semata-mata
untuk menjaga kemurnian al-Qur`an; kelak pengumpulan ini dijadikan sebagai
salah satu rujukan yang digunakan oleh khalifah Utsman bin Affan untuk membuat
mushaf al-Qur`an.
Di samping berinisiatif untuk
mengumpulkan tulisan-tulisan al-Qur`an yang tersebar diantara para sahabat,
Umar pun berani berijtihad terhadap sesuatu yang tidak pernah terjadi pada
zaman Rasulullah SAW. Salah satu contoh bentuk ijtihad Umar bin Khattab adalah
pelaksanaan shalat tarawih secara berjama`ah.
C.PERKEMBANGAN
ISLAM PADA MASA UTSMAN BIN AFFAN
1.Utsman sebelum masuk Islam
Utsman dilahirkan di mekkah pada tahun 573 masehi bertepatan dengan tahun ke enam dari kelahiran nabi saw. Ayahandanya ‘Affan ibn Abi Ash keturunan Bani Umayyah yang cukup diegani pada saat itu. Dan jika ditelusuri silsilah keturunannya dengan nabi maka akan bertemu pada kakeknya yang keenam yakni AbdiManaf ibn Qushay.
Utsman dilahirkan di mekkah pada tahun 573 masehi bertepatan dengan tahun ke enam dari kelahiran nabi saw. Ayahandanya ‘Affan ibn Abi Ash keturunan Bani Umayyah yang cukup diegani pada saat itu. Dan jika ditelusuri silsilah keturunannya dengan nabi maka akan bertemu pada kakeknya yang keenam yakni AbdiManaf ibn Qushay.
Utsman adalah saudagar sukses yang berlimpah kekayaan harta. Namun, meski demikian beliau dikenal sebagai sosok yang rendah hati, pemalu, dan dermawan sehingga beliau begitu dihormati oleh masyarakat disekelilingnya.
2.Utsman memeluk Islam
Masuknya utsman kedalam islam berawal dari sebuah suara dalam mimpinya di bawah rindang pohon antara maan dan azzarqa yang menyarankan agar beliau segera kembali ke mekkah sebab orang yang bernama Muhammad telah muncul membawa ajaran baru yang kelak akan merubah duniasebagai utusan tuhan.
Setelah terbangun dari mimpinya beliau bergegas kembali ke mekkah dan menanyakan hal ihwal ataupun makna yang tersimpan dari kejadian yang menimpanya. Kemudian beliau bertemu dengan Abu bakar dan mengajaknya untuk mengikuti langkahnya yang lebih dahulu memeluk islam. Lalu menghadaplah keduanya kepada rasulullah untuk menyatakan keislamannya.
Masuknya utsman kedalam islam berawal dari sebuah suara dalam mimpinya di bawah rindang pohon antara maan dan azzarqa yang menyarankan agar beliau segera kembali ke mekkah sebab orang yang bernama Muhammad telah muncul membawa ajaran baru yang kelak akan merubah duniasebagai utusan tuhan.
Setelah terbangun dari mimpinya beliau bergegas kembali ke mekkah dan menanyakan hal ihwal ataupun makna yang tersimpan dari kejadian yang menimpanya. Kemudian beliau bertemu dengan Abu bakar dan mengajaknya untuk mengikuti langkahnya yang lebih dahulu memeluk islam. Lalu menghadaplah keduanya kepada rasulullah untuk menyatakan keislamannya.
3.Utsman menjadi khalifah
Pembai’atan Utsman sebagai khalifah berdasar kesepakatan enam orang sahabat termasuk dirinya yang telah ditunjuk langsung oleh Umar ibn Khattab untuk menjadi penggantinya yang akan melanjutkan kepemimpinan dan perjuangannya dalam menyebarkan islam ke penjuru dunia. Dari masa inilah awal pengangkatan seorang khalifah secara demokratis dengan jalan musyawarah yang diwakili oleh keenam orang sahabat sepanjang sejarah manusia.
4.Perluasan wilayah Islam
Seperti yang telah dikemukakan diatas bahwasanya utsman harus bekerja lebih keras lagi dalam mempertahankan dan melanjutkan perjuangan panji islam sebab berbagai ancaman dan rintangan akan semakin berat untuknya mengingat pada masa sebelumnya telah tersiar tanda-tanda adanya negeri yang pernah ditaklukkan oleh islam hendak berbalik memberontak padanya.
Namun demikian, meski disana-sini banyak kesulitan
beliau sanggup meredakan dan menumpas segala pembangkangan mereka, bahkan pada
masa ini islam berhasil tersebar hampir ke seluruh belahan dunia mulai dari
Anatolia, dan Asia kecil, Afganistan, Samarkand, Tashkent, Turkmenistan,
Khurasan dan Thabrani Timur hingga Timur Laut seperti Libya, Aljazair, Tunisia,
Maroko dan Ethiopia.
5.Pembentukan Armada laut Islam pertama
Ide atau gagasan untuk membuat sebuah armada laut islam sebenarnya telah ada sejak masa kekhalifahan Umar Ibn khattab namun beliau menolaknya lantaran khawatir akan membebani kaum muslimin pada saat itu.
5.Pembentukan Armada laut Islam pertama
Ide atau gagasan untuk membuat sebuah armada laut islam sebenarnya telah ada sejak masa kekhalifahan Umar Ibn khattab namun beliau menolaknya lantaran khawatir akan membebani kaum muslimin pada saat itu.
Setelah kekhalifahan berpindah tangan pada
Utsman maka gagasan itu diangkat kembali kepermukaan dan berhasil menjadi
kesepakatan bahwa kaum muslimin memang harus ada yang mengarungi lautan meskipn
sang khalifah mengajukan syarat untuk tidak memaksa seorangpun kecuali dengan
sukarela. Berkat armada laut ini wilayah islam bertambah luas setelah
menaklukkan pulau Cyprus meski harus melewati peperangan yang melelahkan.
6.KodifikasiAl–Qur’an
Masa penyusunan Al – qur’an memang telah ada pada masa Khalifah Abu Bakar atas usulan Umar bin Khaththab yang kemudian disimpan ditangan istri Nabi Hafsah binti Umar. Berdasar pertimbangan bahwa banyak dari para penghafal Al – Qur’an yang gugur usai peperangan Yamamah. Kini setelah Ustman memegang tonggak kepemimpinan dan bertambah luas pula wilayah kekuasaan Islam maka banyak ditemukan perbedaan lahjah dan bacaan terhadap Al – Qur’an. Inilah yang mendorong beliau untuk menyusun kembali Al – Qur’an yang ada pada Hafsah dan menyeragamkannya kedalam bahasa Quraisy agar tidak terjadi perselisihan antara umat dikemudian hari.
6.KodifikasiAl–Qur’an
Masa penyusunan Al – qur’an memang telah ada pada masa Khalifah Abu Bakar atas usulan Umar bin Khaththab yang kemudian disimpan ditangan istri Nabi Hafsah binti Umar. Berdasar pertimbangan bahwa banyak dari para penghafal Al – Qur’an yang gugur usai peperangan Yamamah. Kini setelah Ustman memegang tonggak kepemimpinan dan bertambah luas pula wilayah kekuasaan Islam maka banyak ditemukan perbedaan lahjah dan bacaan terhadap Al – Qur’an. Inilah yang mendorong beliau untuk menyusun kembali Al – Qur’an yang ada pada Hafsah dan menyeragamkannya kedalam bahasa Quraisy agar tidak terjadi perselisihan antara umat dikemudian hari.
7.Akhir Masa Kepemimpinan
Ustman bin Affan
Satu dekade pertama kepemimpinan Ustman adalah masa yang dipenuhi dengan prestasi penting dan kesejahteraan ekonomi yang tiada duanya, terkecuali pada dua tahun terakhir yang berbanding terbalik dengan sebelumnya kondisi serba sulit akibat merebaknya fitnah dan kedengkian musuh – musuh Islam yang diarahkan padanya sehingga beliau syahid dengan amat tragis pada jum’at sore 18 Dzulhijjah 35 H ditangan pemberontak Islam.
Satu dekade pertama kepemimpinan Ustman adalah masa yang dipenuhi dengan prestasi penting dan kesejahteraan ekonomi yang tiada duanya, terkecuali pada dua tahun terakhir yang berbanding terbalik dengan sebelumnya kondisi serba sulit akibat merebaknya fitnah dan kedengkian musuh – musuh Islam yang diarahkan padanya sehingga beliau syahid dengan amat tragis pada jum’at sore 18 Dzulhijjah 35 H ditangan pemberontak Islam.
D.PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA ALI BIN ABI THALIB(35-40 H)
Ali
bin Abi Thalib tampil memegang pucuk kepemimpinan negara di tengah-tengah
kericuhan dan huru-hara perpecahan akibat terbunuh nya Usman oleh kaum
pemberontak. Ali bin Abi Thalib dipilih dan diangkat oleh jamaah kaum muslimin di madinah dalam suasana sangat
kacau, dengan pertimbangan jika khalifah tidak segera dipilih dan di angkat,
maka ditakutkan keadaan semakin kacau. Ali bin Abi Thalib di angkat dengan di
ba’iat oleh masyarakat.
Dalam
masa pemerintahannya, Ali bin AbiThalib menghadapi pemberontakan Thalhah Zubair
dan Aisyah. Alasan mereka, Ali bin Abi Thalib tidak mau menghukum para pembunuh
Ustman dan mereka menuntut bela’ terhadap darah Ustman yang telah di tumpahkan
secara dhalim. Perang ini di kenal dengan nama perang Jamal. Bersamaan dengan
itu, kebijaksanaan -kebijaksanaan ali bin Abi Thalib juga mengakibatkan
timbulnya perlawanan dari gubernur di Damaskus, Mu’awiyah. Yang di dukung oleh
bekas pejabat tinggi yang merasa kehilangan kedudukan dan kejayaanya.
Pertempuran yang terjadi di kenal dengan perang Siffin. Perang ini di akhiri
dengan tahkim (arbitrase), tapi tahkim ternyata tidak menyelesaikan masalah,
bahkan menyebabkan timbulnya golongan ketiga Al-Khawarij (orang-orang yang
keluar dari barisan Ali).
Diantara
perkembangan yang ada pada masa Khalifah Ali adalah :
a)
Terciptanya ilmu bahasa/nahwu
(Aqidah nahwiyah)
b) Berkembangnya ilmu Khatt al-Qur’an
c)
Berkembangnya Sastra
E.PELAJARAN YANG DAPAT DIAMBIL
Pelajaran
yang dapt diambil antara lain :
1.
Islam merupakan agama rahmatan
lilalamin yaitu agama untukn seluruh umat manusia, bukan hanya untuk golongan
tertentu.
2.
para sahabat menyebarkan islam
dengan begitu giatnya sehingga islamn menyebar keseluruh dunia termasuk
Indonesia.
3.
Para sahabat mempunyai karakteristik
tersendiri dalam memimpin islam.
BAB
III
PENUTUP
A.
SIMPULAN
Berdasarkan uraian bahasan “
perkembangan Islam pada masa khulaf khurasidin “ dapat disimpulkan bahwa :
1. Pada
masa khalifah islam berkembang begitu pesat.
2. Peradaban
sangat maju sampai pada daerah yang di kuasai islam
3. Semuab
itu tidak lepas dari bersatunya unat islam sehingga mampu memperluas wilayah.
B.
SARAN
Bertolak dari pembahasan perkembangan
islan pada masa khulafah khurasidin penyusun memberikan saran sebagai berikut :
1. Kita sebagai orang muslim hendaknya
mengetahui sejarah islam.
2. Bagi pembaca penulis mengharapkan
kritik dan sarannya yang bersifat membangun demi sempurnanya makalah ini.