ads

Terjemah Kitab Hadits Arbain Nawawi Hadits ke 21 sd 30

Hadits ke-21: Beriman dengan Istiqomah

عَنْ أَبِي عَمْرٍو -وَقِيْلَ أَبِي عَمْرَةَ- سُفْيَانَ بْنِ عَبْدِ اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ! قُلْ لِي فِي الإِسْلَامِ قَوْلاً لاَ أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَداً غَيْرَكَ؟ قَالَ: «قُلْ آمَنْتُ باللهِ ثُمَّ اسْتَقِمْ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Dari Abu ‘Amr –ada yang berpendapat Abu Amroh– Sufyan bin Abdillah Ats-Tsaqafi Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: aku berkata, “Wahai Rasulullah! Katakanlah kepadaku dalam Islam sebuah ucapan yang tidak aku tanyakan lagi kepada selain Anda.” Beliau menjawab, “Katakanlah, ‘Aku beriman kepada Allah!’ kemudian istiqomahlah.’” (HR. Muslim 38)



Hadits Ke-22: Amalan yang Memasukkan ke Surga

عَنْ أَبِي عَبْدِ اللهِ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ الأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا: أَنَّ رَجُلاً سَأَلَ النَّبِيَّ ﷺ فَقَالَ: أَرَأَيْتَ إِذَا صَلَّيْتُ المَكْتُوبَاتِ، وَصُمْتُ رَمَضَانَ، وَأَحْلَلْتُ الحَلاَلَ، وَحَرَّمْتُ الحَرَامَ، وَلَمْ أَزِدْ عَلَى ذَلِكَ شَيْئاً أَأَدْخُلُ الجَنَّةَ؟ قَالَ: «نَعَمْ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
وَمَعْنَى «حَرَّمْتُ الحَرَامَ»: اِجْتَنَبْتُهُ. وَمَعْنَى «أَحْلَلْتُ الحَلَالَ»: فَعَلْتُهُ مُعْتَقِدًا حِلَّهُ.
Dari Abu Abdillah Jabir bin Abdillah Al-Anshari Radhiyallahu ‘Anhuma bahwa seseorang bertanya kepada RasulullahShallallahu ‘Alaihi wa Sallam seraya berkata, “Bagaimana pendapat Anda jika aku shalat wajib, berpuasa Ramadhan, menghalalkan yang halal, mengharamkan yang haram, dan aku tidak menambah selain itu, apakah aku akan masuk Surga?” Beliau menjawab, “Ya.” (HR. Muslim no. 15)
Makna “aku mengharamkan yang haram” adalah “aku menjauhinya”, dan makna “aku menghalalkan yang halal” adalah “aku mengerjakannya dengan menyakini kehalalannya”.




Hadits Ke-23: Setiap Manusia Berbuat

عَنْ أَبِي مَالِكٍ الحَارِثِ بْنِ عَاصِمٍ الأَشْعَرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «الطُّهُورُ شَطْرُ الإِيْمَانِ، والحَمْدُ للهِ تَمْلأُ المِيْزَانَ، وَسُبْحَانَ اللهِ والحَمْدُ للهِ تَمْلآنِ -أَو تَمْلأُ- مَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ، وَالصَّلاةُ نُوْرٌ، وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ، وَالصَّبْرُ ضِيَاءٌ، وَالقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَو عَلَيْكَ، كُلُّ النَّاسِ يَغْدُو فَبَائِعٌ نَفْسَهُ فَمُعْتِقُهَا أَوْ مُوْبِقُهَا» رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Dari Abu Malik Al-Harits bin Ashim Al-Asy’ari Radhiyallahu ‘Anhu berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,“Bersuci adalah sebagian dari iman. Alhamdulillah memenuhi timbangan. Subhanallah dan Alhamdulillah memenuhi –atau keduanya memenuhi– antara langit dan bumi. Shalat adalah cahanya, sedekah adalah bukti, sabar adalah lentera, dan Al-Qur`an adalah hujjah yang membelamu atau yang melawanmu. Setiap manusia memasuki waktu pagi dalam keadaan menjual dirinya, lalu dia memerdekakannya atau membinasakannya.” (HR. Muslim. 223)



Hadits Ke-24: Janganlah Kalian Saling Menzhalimi

عَنْ أَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ فِيْمَا رَوَى عَنِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، أَنَّهُ قَالَ: «يَا عِبَادِيْ! إِنِّيْ حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِيْ وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّماً فَلَا تَظَالَمُوْا. يَا عِبَادِيْ! كُلُّكُمْ ضَالٌّ إِلاَّ مَنْ هَدَيْتُهُ فَاسْتَهْدُوْنِي أَهْدِكُمْ. يَا عِبَادِيْ! كُلُّكُمْ جَائِعٌ إِلاَّ مَنْ أَطْعَمْتُهُ فاَسْتَطْعِمُونِي أُطْعِمْكُمْ. يَا عِبَادِيْ! كُلُّكُمْ عَارٍ إِلاَّ مَنْ كَسَوْتُهُ فَاسْتَكْسُوْنِيْ أَكْسُكُمْ. يَا عِبَادِيْ! إِنَّكُمْ تُخْطِئُوْنَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَأَنَا أَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعاً فَاسْتَغْفِرُوْنِيْ أَغْفِرْ لَكُمْ. يَا عِبَادِيْ! إِنَّكُمْ لَنْ تَبْلُغُوْا ضَرِّيْ فَتَضُرُّوْنِيْ وَلَنْ تَبْلُغُوْا نَفْعِيْ فَتَنْفَعُوْنِيْ.
يَا عِبَادِيْ! لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوْا عَلَى أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا زَادَ ذَلِكَ فِيْ مُلْكِيْ شَيْئًا.
يَا عِبَادِيْ! لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوْا عَلَى أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِنْ مُلْكِيْ شَيْئَاً.
يَا عِبَادِيْ! لَوْ أنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ قَامُوْا فِيْ صَعِيْدٍ وَاحِدٍ فَسَأَلُوْنِيْ فَأَعْطَيْتُ كُلَّ وَاحِدٍ مَسْأَلَتَهُ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِمَّا عِنْدِيْ إِلاَّ كَمَا يَنْقُصُ المِخْيَطُ إِذَا أُدْخِلَ البَحْرَ.
يَا عِبَادِيْ! إِنَّمَا هِيَ أَعْمَالُكُمْ أُحْصِيْهَا لَكُمْ ثُمَّ أُوَفِّيْكُمْ إِيَّاهَا، فَمَنْ وَجَدَ خَيْراً فَلْيَحْمَدِ اللهَ، وَمَنْ وَجَدَ غَيْرَ ذَلِكَ فَلاَ يَلُوْمَنَّ إِلاَّ نَفْسَهُ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Dari Abu Dzar Al-Ghifari Radhiyallahu ‘Anhu, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tentang hadits yang diriwayatkan dari Rabb-nya bahwa Dia berfirman, “Hai hamba-hamba-Ku! Sesungguhnya Aku telah mengharamkan kezhaliman atas diri-Ku dan menjadikannya haram di antara kalian, maka janganlah kalian saling menzhalimi. Hai hamba-hamba-Ku! Setiap kalian adalah orang yang sesat kecuali siapa yang Aku beri petunjuk, maka mintalah petunjuk kepada-Ku niscaya Aku beri kalian petunjuk. Hai hamba-hamba-Ku! Setiap kalian adalah lapar kecuali siapa yang Aku beri makan, maka mintalah makan kepada-Ku, pasti Aku beri kalian makan. Hai hamba-hamba-Ku! Setiap kalian adalah telanjang kecuali siapa yang Aku beri pakaian, maka mintalah kepada-Ku pakaian, pasti Aku akan beri kalian pakaian. Hai hamba-hamba-Ku! Sesungguhnya kalian melakukan dosa di malam dan siang hari sementara Aku mengampuni dosa-dosa semuanya, maka mintalah ampun kepada-Ku, pasti Aku ampuni kalian. Hai hamba-hamba-Ku! Sesungguhnya kalian tidak akan mampu menimpakan bahaya kepada-Ku, dan tidak akan mampu memberi manfaat kepada-Ku. Hai hamba-hamba-Ku! Seandainya yang paling awal dan terakhir dari kalian baik jin dan manusia semuanya berada pada hati yang paling bertakwa salah seorang dari kalian, tentu tidak akan menambah kerajaan-Ku sedikitpun. Hai hamba-hamba-Ku! Seandainya yang paling awal dan terakhir dari kalian baik jin dan manusia semuanya berada pada hati yang paling durhaka salah seorang dari kalian, tentu tidak akan mengurangi kerajaan-Ku sedikitpun. Hai hamba-hamba-Ku! Seandainya yang paling awal dan terakhir dari kalian baik jin dan manusia semuanya berada di atas satu bukit, lalu semuanya meminta kepada-Ku, lalu Aku beri semua permintaannya, maka hal itu tidak akan mengurangi sedikitpun apa yag ada di sisi-Ku, secuali sekedar seperti berkurangnya samudra jika jarum dimasukkan. Hai hamba-hamba-Ku! Sesungguhnya itu adalah amal-amal kalian yang Aku tulis untuk kalian kemudian Aku sempurnakan itu untuk kalian. Barangsiapa yang mendapati kebaikan hendaklah ia memuji Allah, dan barangsiapa yang mendapati selain itu janganlah ia mencela kecuali dirinya sendiri.” (HR. Muslim no. 2557)




Hadits Ke-25: Setiap Kebaikan Sedekah

عَنْ أَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً: أَنَّ نَاساً مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللهِ ﷺ قَالُوا لِلنَّبِيِّ ﷺ: يَارَسُولَ الله! ذَهَبَ أَهْلُ الدُّثُوْرِ بِالْأُجُوْرِ، يُصَلُّوْنَ كَمَا نُصَلِّي، وَيَصُوْمُوْنَ كَمَا نَصُوْمُ، وَيَتَصَدَّقُوْنَ بفُضُوْلِ أَمْوَالِهِمْ.
قَالَ: «أَوَلَيْسَ قَدْ جَعَلَ اللهُ لَكُمْ مَا تَصَّدَّقُوْنَ؟ إِنَّ بِكُلِّ تَسْبِيْحَةٍ صَدَقَةً، وَكُلِّ تَكْبِيْرَةٍ صَدَقَةً، وَكُلِّ تَحْمِيْدَةٍ صَدَقَةً، وَكُلِّ تَهْلِيْلَةٍ صَدَقَةٌ، وَأَمْرٌ بِالِمَعْرُوْفِ صَدَقَةٌ، وَنَهْيٌ عَنْ مُنْكَرٍ صَدَقَةٌ، وَفِيْ بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ»
قَالُوا: يَا رَسُوْلَ اللهِ أَيَأْتِي أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُوْنُ لَهُ فِيْهَا أَجْرٌ؟ قَالَ: «أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِي حَرَامٍ، أَكَانَ عَلَيْهِ وِزْرٌ؟ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِي الحَلَالِ كَانَ لَهُ أَجْرٌ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Dari Abu Dzar Radhiyallahu ‘Anhu: sekelompok manusia dari Sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, “Ya Rasulullah! Orang-orang kaya memborong banyak pahala. Mereka shalat seperti kami shalat, mereka puasa seperti kami puasa, tetapi mereka bisa bersedekah dengan kelebihan harta mereka.” Beliau bersabda,“Bukankah Allah telah menjadikan untuk kalian apa yang bisa kalian sedekahkan? Sesungguhnya setiap tasbih adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap memerintah yang ma’ruf adalah sedekah, setiap melarang kemungkaran adalah sedekah, dan pada senggama kalian ada sedekahnya pula.” Mereka berkata, “Ya Rasulullah! Benarkah salah seorang dari kami melampiaskan syahwatnya lantas dia mendapat pahala?” Beliau menjawab,“Bagaimana menurut kalian, jika dia melampiaskannya pada yang haram, bukankah dia akan mendapat dosa? Begitu pula, jika dia melampiaskannya pada yang halal, maka dia mendapat pahala.” (HR. Muslim no. 1006)




Hadits Ke-26: Setiap Persendian Wajib Bersedekah

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «كُلُّ سُلَامَى مِنَ النَّاسِ عَلَيْهِ صَدَقَةٌ كُلَّ يَوْمٍ تَطْلُعُ فِيْهِ الشَّمْسُ: تَعْدِلُ بَيْنَ الاثْنَيْنِ صَدَقَةٌ، وَتُعِيْنُ الرَّجُلَ في دَابَّتِهِ فَتَحْمِلُهُ عَلَيْهَا أَو تَرْفَعُ لَهُ عَلَيْهَا مَتَاعَهُ صَدَقَةٌ، وَالكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ، وَبِكُلِّ خُطْوَةٍ تَمْشِيْهَا إِلَى الصَّلَاةِ صَدَقَةٌ، وَتُمِيْطُ الأَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ صَدَقَةٌ» رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Setiap persendian manusia wajib bersedekah setiap hari di mana matahari terbit di hari itu: engkau mendamaikan antara dua orang adalah sedekah, engkau menolong seseorang untuk menaiki tunggangannya atau menggangkutkan barangnya ke atas tunggangannya adalah sedekah, kalimat yang baik adalah sedekah, setiap langkah yang engkau ayunkan menuju shalat adalah sedekah, engkau menyingkirkan gangguan dari jalan adalah sedekah.” (HR. Al-Bukhari no. 2707 dan Muslim no. 1009)



Hadits Ke-27: Kebaikan dan Dosa

عَنِ النَوَّاسِ بْنِ سَمْعَانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: «البِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ، وَالْإِثْمُ مَا حَاكَ فِي نَفْسِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
وَعَنْ وَابِصَةِ بْنِ مَعْبَدٍ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: أَتَيْتُ رَسُوْلَ اللَّهِ ﷺ، فَقَالَ: «جِئْتَ تَسْأَلُ عَنِ الْبِرِّ وَالْإِثْمِ؟» قُلْتُ: نَعَمْ! قَالَ: «اِسْتَفْتِ قَلْبَكَ. البِرُّ: مَا اطْمَأَنَّتْ إِلَيْهِ النَّفْسُ وَاطْمَأَنَّ اِلَيْهِ الْقَلْبُ. وَاْلإِثْمُ: مَا حَاكَ فِي النَّفْسِ وَتَرَدَّدَ فِي الصَّدْرِ، وَإِنْ أَفْتَاكَ النَّاسُ وَأَفْتَوْكَ»
حَدِيْثٌ حَسَنٌ، رُوِّيْنَاهُ فِي مُسْنَدَيِ الْإِمَامَيْنِ أَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ وَالدَّارِمِيِّ بِإِسْنَادٍ حَسَنٍ.
Dari An-Nawwas bin Sam’an Al-Anshari Radhiyallahu ‘Anhu, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Kebaikan adalah akhlak yang mulia, dan dosa adalah apa yang membuat sesak dadamu dan engkau tidak suka orang lain mengetahuinya.”(HR. Muslim no. 2553)
Dari Wabishah bin Ma’bad Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: aku datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam lalu beliau bersabda, “Engkau datang untuk bertanya tentang kebaikan dan dosa?” Aku menjawab, “Ya.” Beliau bersabda,“Tanyakan kepada dirimu sendiri. Kebaikan adalah apa yang membuat jiwa tenang dan apa yang membuat hati tentram, dan dosa adalah apa yang menyesakkan jiwa dan membuat ragu dada, meskipun manusia berfatwa kepadamu.” (Hadits hasan, kami meriwayatkannya dari Musnad Imam Ahmad bin Hanbal IV/228 dan Musnad Ad-Darimi II/245-246 dengan sanad hasan)




Hadits Ke-28: Mendengar dan Ta’at kepada Pemimpin

عَنْ أَبِي نَجِيحٍ العِرْبَاضِ بْنِ سَارِيَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: وَعَظَنَا رَسُولُ اللهِ ﷺ مَوْعِظَةً وَجِلَتْ مِنْهَا القُلُوبُ وَذَرَفَتْ مِنْهَا العُيُوْنُ، فَقُلْنَا: يَارَسُولَ اللهِ! كَأَنَّهَا مَوْعِظَةُ مُوَدِّعٍ فَأَوْصِنَا، قَالَ: «أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ تَأَمَّرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ، فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي فَسَيَرَى اخْتِلَافاً كَثِيراً، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ المَهْدِيِّيْنَ، عَضُّوْا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ. وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُورِ، فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ» رَوَاهُ أَبُوْ دَاوُدَ وَالتِّرْمِذِيُّ وَقَالَ: حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ.
Dari Abu Najih Al-Irbadh bin Sariyah berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menasihati kami dengan suatu nasihat yang menjadikan hati bergetar dan mata menangis, lalu kami berkata, “Ya Rasulullah! Seolah-olah ini adalah nasihat perpisahan, maka berilah kami wasiat.” Beliau menjawab, “Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah Azza wa Jalla, mendengar dan patuh meskipun yang menjadi pemimpin kalian seorang budak. Baransiapa yang hidup sepeninggalku, dia akan melihat banyak sekali perbedaan. Maka, hendaklah ia berpegang teguh kepada sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang terbimbing. Gigitlah ia dengan gigi geraham. Waspadalah kalian dari perkara yang baru dan setiap bid’ah adalah sesat.” (HR. Abu Dawud no. 4607 dan At-Tirmidzi no. 2676, dan dia berkata, “Hadits hasan shahih.”)




Hadits Ke-29: Pintu-Pintu Kebaikan

عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ! أَخْبِرْنِي بِعَمَلٍ يُدْخِلُنِي الجَنَّةَ وَيُبَاعِدُنِي مِنَ النَّارِ. قَالَ: «لَقَدْ سَأَلْتَ عَنْ عَظِيْمٍ، وَإِنَّهُ لَيَسِيْرٌ عَلَى مَنْ يَسَّرَهُ اللهُ تَعَالَى عَلَيْهِ: تَعْبُدُ اللهَ لاَتُشْرِكُ بِهِ شَيْئَا، وَتُقِيْمُ الصَّلَاةَ، وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ، وَتَصُومُ رَمَضَانَ، وَتَحُجُّ البَيْتَ»
ثُمَّ قَالَ: «أَلاَ أَدُلُّكَ عَلَى أَبْوَابِ الخَيْرِ؟ الصَّوْمُ جُنَّةٌ، وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الخَطِيْئَةَ كَمَا يُطْفِئُ المَاءُ النَّارَ، وَصَلَاةُ الرَّجُلِ فِي جَوْفِ اللَّيْلِ» ثُمَّ تَلَا :  ﴿تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ﴾ حَتَّى بَلَغَ: ﴿يَعْلَمُونَ﴾ [السجدة: ١٦-١٧]
ثُمَّ قَالَ: «أَلَا أُخْبِرُكَ بِرَأْسِ الأَمْرِ وَعَمُودِهِ وَذِرْوَةِ سَنَامِهِ؟» قُلْتُ: بَلَى يَارَسُولَ اللهِ! قَالَ: «رَأْسُ الأَمْرِ الإِسْلَامُ وَعَمُودُهُ الصَّلَاةُ وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الجِهَادُ»
ثُمَّ قَالَ: «أَلَا أُخْبِرُكَ بِمِلاَكِ ذَلِكَ كُلِّهِ؟» قُلْتُ: بَلَى يَارَسُولَ اللهِ! فَأَخَذَ بِلِسَانِهِ وَقَالَ: «كُفَّ عَلَيْكَ هَذَا!» قُلْتُ: يَانَبِيَّ اللهِ! وَإِنَّا لَمُؤَاخَذُونَ بِمَا نَتَكَلَّمُ بِهِ؟ فَقَالَ: «ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ! وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ -أَوْ عَلَى مَنَاخِرِهِمْ- إِلاَّ حَصَائِدُ أَلسِنَتِهِمْ؟» رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَقَالَ: حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ.
Dari Mu’adz bin Jabal Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: aku berkata, “Wahai Rasulullah, beritahu aku amal yang bisa memasukkanku ke dalam Surga dan menjauhkanku dari Neraka.” Beliau bersabda, “Engkau telah bertanya tentang masalah yang besar. Namun, itu adalah perkara yang mudah bagi siapa yang dimudahkan oleh Allah: engkau menyembah Allah jangan menyekutukan-Nya dengan apapun, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa Ramadhan, dan haji ke Baitullah.” Kemudian beliau bersabda, “Maukah kamu aku tunjukkan pintu-pintu kebajikan? Puasa adalah perisai, sedekah memadamkan dosa sebagaimana air memadamkan api, dan shalatnya seseorang di tengah malam.” Kemudian beliau membaca ayat, “Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya ...” hingga firman-Nya, “Sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. As-Sajdah [32]: 16-17) Kemudian beliau bersabda kembali, “Maukah kamu kuberitahu pangkal agama, tiangnya, dan puncak tertingginya? Aku menjawab, “Mau, wahai Rasulullah.” Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Pokok urusan adalah Islam, tiangnya adalah shalat, dan puncak tertingginya adalah jihad.”Kemudian beliau melanjutkan, “Maukah kamu kuberitahu tentang kendali bagi semua itu?” Saya menjawab, “Mau, wahai Rasulullah.” Beliau lalu memegang lidahnya dan bersabda, “Jagalah ini.” Saya berkata, “Wahai Nabi Allah, apakah kita akan disiksa karena ucapan-ucapan kita?” Beliau menjawab, “Celaka kamu. Bukankah banyak dari kalangan manusia yang tersungkur ke dalam api Neraka dengan mukanya terlebih dahulu dalam riwayat lain: dengan lehernya terlebih dahuluitu gara-gara buah ucapan lisannya?” (HR. At-Tirmidzi no. 2616 dan berkata, “Hadits ini hasan shahih.”)




Hadits Ke-30: Batasan-Batasan Allah

عَنْ أَبِي ثَعْلَبَةَ الخُشَنِيِّ جُرثُومِ بْنِ نَاشِرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنْ رَسُولِ اللهِ ﷺ قَالَ: «إِنَّ اللهَ فَرَضَ فَرَائِضَ فَلَا تُضَيِّعُوهَا، وَحَدَّ حُدُوْداً فَلَا تَعْتَدُوهَا وَحَرَّمَ أَشْيَاءَ فَلَا تَنْتَهِكُوهَا، وَسَكَتَ عَنْ أَشْيَاءَ رَحْمَةً لَكُمْ غَيْرَ نِسْيَانٍ فَلَا تَبْحَثُوا عَنْهَا» حِدِيْثٌ حَسَنٌ رَوَاهُ الدَّارَقُطْنِيُّ وَغَيْرُهُ.
Dari Abu Tsa'labah Al-Khusyanni Jurtsum bin Nasyir Radhiyallahu ‘Anhu, dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallambersabda, “Sesungguhnya Allah telah menetapkan beberapa kewajiban maka janganlah engkau menyepelekannya, dan Dia telah menentukan batasan-batasan maka janganlah engkau melanggarnya, dan Dia telah pula mengharamkan beberapa hal maka janganlah engkau jatuh ke dalamnya. Dia juga mendiamkan beberapa hal –karena kasih sayangnya kepada kalian bukannya lupa– maka janganlah engkau membahasnya.” (Hadits hasan, HR. Ad-Daruquthni no. 4316 dan selainnya)
0 Komentar untuk "Terjemah Kitab Hadits Arbain Nawawi Hadits ke 21 sd 30"

Jazakumullahu Khairan Katsiran ya Akhi wa Ukhti Ajma'in . . . . . !!!

Back To Top